Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Dulu semasa duduk di bangku sekolah dasar, Tiara juga masuk sekolah agama. Teringat salah satu materi yang diajarkan adalah Rukun Iman.
- Iman kepada Alloh
- Iman kepada Malaikat
- Iman kepada Al-Quran
- Iman kepada Rasul
- Iman kepada hari Kiamat
- Iman kepada Qodho dan Qodhar.
Tiara belajar hanya sebatas hafalan dulu. Tiap awal masuk kelas bersama teman-teman yang lain melafalkan rukun-rukun itu. Hayooo siapa yang baca Rukun Iman diatas pakai nada lagu? Kayanya masing-masing sekolah punya nada tersendiri. :)
Kali ini Tiara mencoba memahami lebih dalam mengenai Rukun Iman tersebut. Bukan lagi tentang belajar 90 menit seminggu sekali atau mata kuliah 2 sks dalam satu semester :P, Tiara mendapatkan silaturahmi mengenai Keimanan terhadap Alloh SWT.
Katakanlah
(Muhammad), “Dialah Alloh, Yang Maha Esa”
Alloh tempat
meminta segala sesuatu.
(Alloh) tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan.
Dan tidak ada
sesuatu yang setara dengan Dia.
Q.S. Al
Ikhlas (109) : 1-4
Tiara bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Alloh dan Tiara bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Alloh.
Tiara sebagai seorang hamba yang
menyatakan kesaksiannya atau pernyataannya terhadap Tuhan haruslah dengan
sebuah keimanan. Tapi keimanan itu apa sih? Menurut pemahaman yang Tiara
dapatkan, keimanan adalah membenarkan adanya Alloh dengan segenap keyakinan
hati sebagai Tuhan satu-satunya. Nah terus gimana caranya keimanan jadi bisa
bersaksi? Padahalkan kita tidak pernah melihat dengan mata sendiri wujud Tuhan
secara langsung, kita juga tidak pernah melihat Rasululloh SAW sebelumnya.
“Tak kenal maka tak sayang”
Tiara mengumpamakannya seperti
kiasan diatas. Tiara mencoba untuk lebih mengenali Tuhan lewat kumpulan
ayat-ayatnya, setiap kalimat dan kata yang didalamnya menambah kemantapan hati
Tiara akan eksistensi Tuhan. Tiara juga belajar dalam beberapa ayat-Nya terdapat
kalimat yang dimulai dengan “Sungguh…”. Bagi Tiara hal ini menunjukan bahwa
Tuhan sangat bersungguh-sungguh dalam segala hal dan sebagai hambanya Tiara
juga harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas Tiara.
“Sungguh, (apa yang disebutkan) di dalam
(Al Quran) ini, benar-benar menjadi petunjuk (yang lengkap) bagi orang-orang
yang menyembah (Alloh).”
Q.S. Al-Anbiya’ (21) :106
Semakin Tiara paham kalimat-kalimat
Tuhan tersebut, semakin Tiara merasakan Tuhan itu benar adanya. Tsetsuatu.
Tiara terjemahkan perasaan ini sebagai representasi dari kesaksian Tiara bahwa
Alloh SWT itu Tuhan yang Esa dengan segala sifatnya mengatur dan berkuasa atas
segala sesuatu di muka bumi.
“Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang
Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”
Q.S.
Al Baqoroh (2) : 163
Sebagai Tuhan yang satu, Alloh
memiliki sifat-sifat yang tidak bisa dibandingkan dengan makhluk lainnya yang
hidup di alam semesta ini. Dengan sifat-sifatnya ini juga menunjukkan bahwa
Alloh SWT mempunyai kekuasaan dan kekuatan yang maha dahsyat dan diluar akal
pikiran manusia untuk dapat mengatur seluruh alam semesta ini. Alloh SWT
mempunyai aturan-aturan yang harus ditaati oleh setiap hambanya.
“Yang memiliki kerajaan langit dan
bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya) dan
Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.”
Q.S. Al Furqan (25) : 2
“Sungguh, Aku ini Alloh, tidak ada
tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat
Aku.”
Q.S. Taha (20) : 14
“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu
mencintai Alloh, ikutilah aku, niscaya Alloh mencintaimu dan mengampuni
dosa-dosamu.” Alloh Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (31)“Katakanlah
(Muhammad),”Taatilah Alloh dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa
Alloh tidak menyukai orang-orang kafir.” (32)
Q.S. Ali Imran (3):31-32
Syirik
Syirik
adalah menyamakan antara selain Allah dengan Allah ta’ala dalam perkara yang
termasuk kategori kekhususan yang hanya dimiliki oleh Allah ta’ala saja.
Kekhususan Allah itu meliputi tiga hal utama, Pertama; hak rububiyah,
seperti mencipta, mengatur alam, menguasainya, mengabulkan do’a dan lain-lain.
Kedua; hak uluhiyah, seperti berhak untuk diibadahi, menjadi tujuan do’a,
permintaan tolong, permintaan perlindungan, tujuan dalam melaksanakan
persembahan atau sembelihan, menjadi tujuan harapan, rasa takut dan kecintaan
yang disertai dengan ketundukkan. Ketiga, hak kesempurnaan Nama-nama dan
Sifat-sifat, seperti menyandang nama Allah, Ar Rabb dan Ar
Rahman, atau memiliki sifat mengetahui yang Gaib, Maha Mendengar, Maha Melihat,
Maha Mengetahui, yang tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Jadi kesyirikan
itu bisa terjadi dalam hal rububiyah, uluhiyah maupun nama dan sifat-Nya. (Wahyudi, 2009; https://muslim.or.id/623-awas-syirik-1.html)
“Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang
mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.”
Q.S. Al An’am (6) : 82
“Sungguh, telah kafir orang-orang
yang berkata, “Sesungguhnya Alloh itu dialah Al Masih putra Maryam .” Padahal
Al Masih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil! Sembahlah Alloh, Tuhanku dan
Tuhanmu.” Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Alloh,
maka sungguh Alloh mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan
tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.”
Q.S. Al Maidah (5)
: 72
Sebenarnya
hanya dijelaskan sekilas mengenai Syirik ini, belum terperinci. Yaa intinya
jangan sampai kita melakukan syirik. Semoga dengan pemahaman keimanan kita
terhadap Alloh, kita dapat terhindar dari syirik. Aamiin
No comments :
Post a Comment
Have an opinion?