Tuesday, October 20, 2015

Susu Kedelai oh Susu Kedelai

Susu Kedelai. Pernah dengar, kan?
I'm a soymilk enthusiast. Dimulai dulu waktu SMA, Ibu teman saya pernah nyuguhin susu kedelai yang enyak bingits. Pas banget di lidah saya yang kurang senang dengan rasa makanan atau minuman yang terlalu kuat (kecuali asem jawa hehe), and yes, Soymilk is the answer. Susunya gurih, manisnya cukup, dan ringan di tenggorokan. Sejak saat itu, saya jadi rutin minum susu kedelai setiap pagi. Susu kedelai ini juga bisa delivery, masih dalam keadaan fresh from the oven. Efeknya nyaman banget ke badan, jadi lebih semangat dan ga gampang ngantuk. Sampai-sampai teman sekelas ikut pesan juga, jadi distributor dadakan gitu deh saya. Hahaha

It was a good memory with it.
Sampai suatu saat, saya harus ke Bandung untuk melanjutkan kuliah.

Tahun pertama hingga tahun kedua, kecanduan saya terhadap susu kedelai beralih pada susu kedelai kemasan. Yaaaa.. sedih sih, karena kandungannya tidak sebaik yang saya suka beli di kampung halaman. Kakak saya bahkan melarang untuk mengkonsumsi minuman tersebut. But, I really can't stand for it. Tahun ketiga kuliah, saya pindah kosan. Di lingkungan baru ini udah kaya pasar kuliner setiap malam, dari mulai camilan-camilan gaul sampai kuliner tradisional juga ada disini. Sampai suatu saat, ng....

Bapak Eko dan dagangan susu kedelainya.

It is a treasure! Alhamdulillah..
Saya dipertemukan dengan Bapak ini, yang menjajakan susu kedelai murni. Hmm.. Awalnya saya yaaa biasa aja, beli-lalu-pergi gitu. Tapi karena keseringan beli dan pas banget ada challenge dari IHBlogger, saya beranikan diri untuk menyapa Bapak ini. Canggung sih, soalnya saya pemalu (heuheu), tapi ternyata beliau asik juga orangnya.

Beliau bernama Bapak Eko. Awalnya, beliau bekerja di sebuah pabrik susu kedelai besar di Lampung, kampung halamannya. Beliau banyak belajar disana tentang cara pengolahan dan pengemasan produk. Sebelumnya, sebagai persyaratan bekerja, Bapak Eko telah melalui pendidikan dan pelatihan dari Dinas Kesehatan terlebih dahulu. Selain itu, beliau juga pernah bekerja di salah satu perusahaan periklanan di Bandung. Dari pengalaman bekerja tersebut, beliau belajar tentang cara manajemen perusahaan dan menganalisis Kota Bandung yang menjadi tempat tinggal barunya.

Kota Bandung itu surga bagi para pengusaha kuliner dan penikmatnya. Saya berpikir untuk membuat produk yang berbeda tapi dibutuhkan oleh konsumen. 

Hingga pada tahun 2009, beliau memutuskan untuk membuat satu produk susu kedelai dengan kualitas yang lebih baik hasil racikan tangan beliau sendiri. Proses meraciknya membutuhkan waktu selama satu tahun, sehingga pada tahun 2010 penjualannya baru bisa dimulai.


Beliau menggunakan kedelai kelas 1 yang berasal dari Jawa Timur. Kedelai tersebut merupakan kedelai dengan kualitas terbaik di Indonesia. Beliau menghindari penggunaan kedelai impor yang beredar di Indonesia, karena kedelai tersebut menurut Bapak Eko sudah tidak alami lagi pertumbuhannya. Banyak menggunakan zat kimia. Untuk pemanis susu kedelainya, ditambahkan gula tebu, asli dari Lampung.

Terbukti. Susu kedelai Bapak Eko ini tanpa menggunakan zat kimia. Jadi, waktu itu pertama kali saya beli, kelupaan diminum. Besoknya, bungkusnya mengembung gitu, kayak mau meledak dan rasanya juga sudah tidak enak. Kalau orang sunda bilangnya, tos haseum. :)) Lalu jika dibandingkan dengan produk susu kedelai kemasan yang pernah saya beli (pernah coba sampai lima produk yang berbeda), beda banget. Biasanya susu kedelai kemasan menyisakan keanehan di tenggorokan, apa ya namanya, hmm.. kaya ada lendir nyangkut gitu di tenggorokan. Beda dengan susu kedelai yang biasa saya konsumsi waktu SMA, susunya ringan ditenggorokan, sama kaya produknya Bapak Eko. 

Kok beda gitu, ya?

Menurut Bapak Eko, hal itu disebabkan karena adanya penambahan pengawet yaitu Natrium benzoat dan pemanis buatan yaitu Sodium glutamat. Juga karena adanya penambahan perisa kedelai, maksudnya agar dengan kedelai yang sedikit menghasilkan rasa yang kuat. Oooh.. Proses pembuatan juga harus higienis karena dapat mempengaruhi rasa yang dihasilkan. Mungkin karena proses pembuatan yang berbeda, susu kedelai waktu SMA itu dia lebih creamy dan disajikan hangat. Kalau susu kedelai Bapak Eko disajikan dingin, dia lebih cair. Oooh.. (lagi)

Bermodalkan 10 juta rupiah, Bapak Eko mulai membeli mesinnya, mengolah bahan dasar, pengemasan, hingga penjualan beliau lakukan sendirian. Setiap pagi, dari pukul 06.00 hingga pukul 01.00 siang dengan membawa sekitar 50-100 bungkus susu kedelai menggunakan sepeda motor, beliau menjajakan produknya di Pasar Cibago, Bandung. Setelah itu, pulang untuk restock dan beristirahat. Mulai kembali pukul 04.00 sore hingga pukul 10.00 malam, beliau berjualan di Jalan Gegerkalong Girang (dekat Bebek Goreng Komar). Setelah itu pulang ke rumah, istirahat, dan mulai membuat susu kedelai sekitar pukul 04.00 pagi.

Harga perbungkusnya 3000 rupiah, kalau beli dua jadi 5000 rupiah. Satu bungkus susu kedelai berisi sekitar 150 ml. Tersedia dengan rasa original tawar, original manis, stroberi, melon, dan moka. Disantap dingin lebih nikmat. Yummyyy.. 
Bapak juga menerima pesanan atau tawaran bekerja sama, bisa dihubungi di nomor 0822-1666-5827.

Saya bersyukur saya mempunyai istri yang mau menerima dan mendukung saya. Oleh karenanya saya bisa bertahan selama ini.

Sweet! Ini membuat saya sadar bahwa menjadi seorang istri harus sangat-sangat-sangat setrong. No matter the world is ruined, seorang istri harus setia mendukung suaminya. Karena, kesuksesan seorang suami tergantung dari istrinya. I wonder how his wife looks like, she must be really strong one. Bapak Eko tinggal di Sariwangi, Ciwaruga, Bandung dengan istrinya. Pernikahan beliau diberikan karunia lima orang anak, tiga anak perempuan dan dua anak laki-laki. Bapak Eko mempunyai hobi yang sama lhoo seperti saya. Beliau suka olahraga. Kalau saya suka lari, voli, dan berenang, beliau suka bela diri tapak suci dan bulu tangkis.

Targetnya untuk mengembangkan usaha saya ini, saya harap mempunyai manajemen yang baik; sepuluh orang membawa seratus bungkus susu kedelai per hari.

Mari kita aminkan bersama, Aamiin ya Alloh ya Robbal 'alamin.

Dari sini, saya makin jatuh cinta sama susu kedelai. Super memang minuman dari tumbuhan satu ini. Saya jadi tambah mengerti tentang pengolahan susu kedelai, manfaatnya, dan tahu susu kedelai dengan kualitas yang baik. Kerinduan saya pada susu kedelai di kampung halaman terobati oleh susu kedelainya Bapak Eko ini. I finally can consume soymilk everyday, without worrying anymore. Alhamdulillah..

Terima kasih, Bapak Eko. :)

2 comments :

  1. Ahhh... seneng banget bisa ketemu penjual susu kedelai yang ga pake bahan macem2 yaa... lebih enak dan lebih sehat ya pastinya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bangeet.. Jadi ga usah nakal lagi beli susu kedelai kemasan sembarangan dan pastinya lebih mencintai produk dalam negeri. Salam kenal Jade Ayu :)

      Delete

Have an opinion?